KATA KONJUNGSI
Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan
yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan
kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki
anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah,
sejak, sebelum.
Perilaku
sintaksis
Konjungsi koordinatif;
menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau
setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan,
serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
- Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.
- Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
- Konjungsi subordinatif waktu; sejak
- Konjungsi subordinatif syarat; jika
- Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
- Konjungsi subordinatif tujuan; agar
- Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
- Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
- Konjungsi subordinatif sebab; karena
- Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
- Konjungsi subordinatif alat; dengan
- Konjungsi subordinatif cara; tanpa
- Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa
- Konjungsi subordinatif atributif; yang
- Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
- Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.
Konjungsi & Penggunaannya
KONJUNGSI BAHASA DALAM
BAHASA INDONESIA
A.
Konjungsi
dalam Bahasa Indonesia
Menurut
Depdikbud (1991:519) konjungsi adalah partikel yang digunakan untuk menghubungkan
kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan
kalimat, sedangkan menurut Chaer (2000:140) konjungsi adalah kata-kata yang
digunakan untuk menhubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau
kalimat dengan kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa
pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
B.
Jenis-jenis
Konjungsi
Chaer
(2009: 82) berpendapat bahwa ditinjau dari kedudukan konstituen yang
duhubungkan, dibedakan adanya konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen
yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang
menghubungkan menyatakan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada
konstituen atasan dan ada konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini
dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan. Aturan penggunaan konjungsi itu
adalah sebagai berikut:
1.
Konjungsi Penjumlahan
Konjungsi
Penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk
konjungsi ini adalah konjungsi dan, serta, dan dengan. Aturan
penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi dan di gunakan untuk
menyatakan“hubungan penjumlahan” digunakan:
1)
Di antara dua kata berkategori nomina.
Contoh:
·
Ibu dan Ayah pergi ke pasar
·
Nenek mambeli gula dan kopi
2)
Diantara dua buah kata berkategori verba.
Contoh:
·
Mereka makan dan minum di kelas
·
Ibu mencuci dan menyetrika pakaian
kami
3)
Diantara dua kata berkategori adjektiva
yang tidak bertentangan. Contoh:
·
Anak itu rajin dan pandai
·
Rumah itu besar dan indah
Bila
kedua kata berkategori adjektiva yang dihubungkan dengan konjungsi dan itu
sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat. Jadi
konstruksi “Anak itu rajin dan malas“ tidak berterima; tetapi bila menduduki
fungsi subjek berterima. Simak kontruksi berikut:
·
Kaya dan miskin di depan Tuhan
sama saja
·
Tua dan muda boleh datang, asal
membayar
4)
Diantara dua buah klausa dalam
kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
·
Nenek bermain gitar dan kakek
meniup klarinet
·
Dika belajar bahasa Inggris dan
Nita belajar bahasa Jepang
Catatan:
(1) Bila
yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan hanya
ditempatkan diantara dua kata yang terakhir. Contoh:
·
Ibu, ayah, dan kakak pergi ke Bogor
·
Ibu kepasar membeli beras, minyak, gula,
dan kopi
(2) Bila
klausa-klausa yang digabungkan dari dua buah, maka konjungsi dan hanya
ditempatkan diantara dua kalusa yang terakhir. Contoh:
·
Ali pergi ke Yogyakarta, Adi pergi ke
Malang, dan Ida pergi ke Surabaya
·
Kami belajar di ruang dalam, ibu memasak
di dapur, dan adik-adik bermain di halaman
(3) Konjungsi
dan tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Contoh:
·
Dan ibu ayah
pergi ke pasar
·
Dan adik
belajar bahasa Inggris
b.
Konjungsi serta digunakan untuk
menyatakan hubungan penjumlahan.
c.
Konjungsi dengan dinyatakan untuk
menyatakan “hubungan penjumlahan” digunakan diantara dua buah kata berkategori
nomina pengisi fungsi subjek. Contoh:
· Ibu
dengan ayah pergi ke pasar
·
Guru dengan murid berada di kelas
Catatan:
(1)
Sebaiknya kata dengan sebagai
konjungsi diganti dengan konjungsi dan.
(2)
Kata dengan lebih berstatus
sebagai preposisi daripada sebagai konjungsi.
2.
Konjungsi Pemilihan
Konjungsi
pemilihan adalah konjungsi yang memnghubungkan memilih salah satu konstituen
yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini hanyalah kata atau.
Konjungsi atau digunakan:
1)
Di antara dua buah kata berkategori
nomina atau dua buah frase nominal. Contoh:
·
Nama gadis itu Siti atau Ami?
·
Adi atau Ahmad yang kamu cari?
·
Sarjana teknik atau sarjana sastra
sama pentingnya dalam pembangunan
2)
Di antara dua buah kata berkategori
verba. Contoh:
·
Jangan menegur atau mengajak
bicara anak-anak nakal itu!
·
Silahkan bertanya atau
berkomentar!
·
Dalam peperangan tak ada pilihan lain,
membunuh atau terbunuh!
3)
Di antara dua buah kata berkategori
ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh:
·
Mahal atau murah
akan kubeli rumah itu
·
Banyak atau sedikit tidak masalah,
yang penting barangnya ada
·
Dicari tenaga kerja terampil, pria atau
wanita
4)
Di antara dua kata berkategori verba atau
adjektiva dengan bentuk ingkarnya. Contoh:
·
Kamu bisa datang atau tidak,
bukanlah urusanku
·
Jujur atau tidak mereka itu, saya
tidak tahu
5)
Di antara dua buah klausa dalam kalimat
mejemuk koordinatif.
Contoh:
·
Sebaiknya kita berangkat sekarang atau
kita tunggu dulu kedatangan beliau
·
Aku yang datang kerumahmu, atau kamu
yang datang kerumahku?
Catatan
:
Kalau
yang dipilih terdiri lebih dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan
di muka unsur terakhir. Contoh:
·
Nama anak itu Rita, Nita, atau
Lita?
- Kamu datang mau membayar utang, mau mengejek, atau mau berkelahi?
3.
Konjungsi Pertentangan
Konjungsi
pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang
termasuk konjungsi ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya.
Adapun penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi tetapi untuk menyatakan
“hubungan mempertentangkan” digunakan:
1)
Di antara dua buah kata berkategori
ajektifa yang berkontras di dalam sebuah klausa. Contoh:
·
Dia memang bodoh tetapi rajin
·
Anak itu memang cerdas tetapi
malas
2) Di
antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama,
sedangkan predikatnya adalah dua buah kata berkategori ajektifa yang
berkontras. Contoh:
·
Pak Lurah kita memang tegas tetapi
hatinya baik
·
Beliau sungguh kaya tetapi pelitnya
bukan main
3) Di
antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama; sedangkan
predikatnya berupa dua buah kata berkategori ajektifa yang bertentangan.
Contoh:
·
Kakaknya pandai tetapi adiknya
bodoh sekali
·
Rumahku jauh dari kampus tetapi
rumah beliau disebelah kampus
4)
Di antara dua buah klausa, yang klausa
pertama berisi pernayataan, sedangkan klausa kedua berisi pengingkaran dengan
adverbia tidak. Contoh:
· Ida
sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya
· Saya
memang hadir disana tetapi tidak melihat hal-hal yang
mencurigakan
5)
Di antara dua buah klausa yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan
adverbia bukan dan kalusa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi
klausa pertama. Contoh:
·
Mereka datang bukan untuk menolong tetapi
untuk menonton
·
Almarhum bukan mati karena gantung diri tetapi
karena digantung orang.
Catatan:
(1)
Konjungsi tetapi pada penggunaan
(5) sebaiknya diganti dengan konjungsi melainkan
(2) Konjungsi
tetapi tidak boleh digunakan pada awal kalimat, atau sebagai konjungsi
antar kalimat. Simak:
·
Saya ingin terus belajar. *Tetapi ayah
menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus belajar, tetapi ayah
menyuruh saya bekerja)
· Ibu
mengizinkian saya pergi kesana. *Tetapi ayah melarang (seharusnya: Ibu
mengizinkan saya pergi ke sana, tetapi ayah melarang)
b.
Konjungsi namun digunakan untuk
menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan diantara dua buah kalimat.
Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi peryataan; dan kalimat kedua
berisi peryataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
·
Sejak kecil anak itu kami asuh, kami
didik,dan kami sekolahkan, Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar
dia lupa kepada kami.
·
Sehabis lebaran kantor-kantor pemerintah
masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk –duduk, mengobrol, atau baca koran. Namun,
mereka berada di tempat sampai jam kantor usai.
Catatan:
(1) Konjungsi
namun sebenarnya sama fungsinya dengan konjungsi tetapi. Bedanya
kalau konjungsi tetapi adalah konjungsi antar klausa, sedangkan konjungsi namun
adalah konjungsi antar kalimat.
(2)
Konjungsi namun, untuk lebih
menegaskan, dapat diikuti kata begitu atau demikian. Contoh :
·
Sejak kecil dia kami rawat dan kali
sekolahkan. Namun begitu, setelah dewasa dan jadi orang
besar dia lupa kepada kami.
· Anak
itu memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya
baik dan suka menolong.
c.
Konjungsi sedangkan untuk
menyatakan “pertentangan” digunakan di antara dua buah klausa dalam satu
kalimat. Contoh:
·
Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan
seorang temannya menunggu di luar
· Sebuah
bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan
lain terjebak dalam kemacetan luar biasa.
d.
Konjungsi sebaliknya digunakan
untuk menyatakan “pertentangan” dapat digunakan di antara dua buah klausa atau
di antara dua buah kalimat. Contoh:
·
Minat anak-anak tamatan SMA untuk masuk
Fakultas Kedokteran atau Teknik besar sekali. Sebaliknya, untuk masuk
Fakultas Sastra sedikit sekali
·
Para perusuh itu bukan dicegah melakukan
penjarahan; sebaliknya, tampaknya seperti dibiarkan oleh para petugas.
4. Konjungsi
Pembetulan
Konjungsi
pembetulan atau peralatan adalah konjungsi yang menhubungkan dan membetulkan
atau meralat kedua konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini
adalah kata-kata melainkan, dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai
berikut:
a. Konjungsi
melainkan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di
antara dua buah klausa. Klausa pertama atau klausa sebelumnya berisi pernyataan
yang disertai advebia bukan; klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama.
Contoh:
·
Bukan dia yang datang, melainkan
temannya
·
Kami bukan mengejek, melainkan
mengatakan apa adanya
·
Yang diundang bukan 100 orang, melainkan
hanya 10 orang
b. Konjungsi
hanya digunakan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan
di antara dua buah klausa. Klausa pertama berisi pernyataan positif dan klausa
kedua yang meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan itu.
Contoh:
·
Dia tidak apa-apa, hanya kelelahan
·
Rumah itu besar dan bagus, hanya
halamannya sempit
·
Kue ini enak rasanya, hanya kurang
manis
5.
Konjungsi Penegasan
Konjungsi
penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau
menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata bahkan, apalagi,
lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan
penggunaannya adalah:
a. Konjungsi
bahkan digunakan untuk menghubungkan “menegaskan atau menguatkan”
digunakan diantara dua buah kalimat atau klausa. Contoh:
·
Anak itu memang sangat nakal. Bahkan
ibunya sendiri sering ditipunya
·
Kikirnya bukan main. Bahkan untuk
makan sendiri pun dia segan mengeluarkan uang
·
Orang lain menyumbang minimal Rp
10.000,00. Dia Cuma Rp1.000,00. Bahkan itupun diberikan dengan perasaan
terpaksa
b. Konjungsi
apalagi digunakan untuk menhubungkan “menyatakan penegasan” diletakkan
diantara dua buah klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) kedua
memberikan penegasan terhadap klausa (kalimat) pertama itu. Contoh:
·
Hawa di daerah itu sangat sejuk. Apalagi
pada pagi hari
·
Lalu lintas di Jakarta sangat ramai.
Apalagi pada jam-jam sibuk di pagi dan siang hari
·
Anak itu memang nakal sekali.Apalagi
kalau jauh dari ibunya
c.
Konjungsi lagipula digunakan untuk
menyatakan “hubungan penegasan” sebagai alasan penguat terhadap pernyataan yang
disebutkan pada klausa (kalimat) pertama. Konjungsi ini diletakkan di
muka klausa (kalimat) terakhir dari beberapa klausa (kalimat) sebelumnya.
Contoh:
·
Mari kita makan di kedai itu; haganya
murah; lagipula pelayanannya sangat baik
·
Anak gadismu itu jangan kamu kawinkan
dulu. Dia masih kecil. Umurnya belum seberapa. Lagipula dia masih ingin
bersekolah
d.
Konjungsi hanya digunakan untuk
menghubungkan “menegaskan”digunakan pada awal klausa kedua untuk menegaskan
bahwa keadaan atau kejadian pada klausa pertama tidak seberapa. Contoh:
·
Sakitnya tidak parah; hanya batuk-batuk
dan masuk angin
e.
Konjungsi itupun digunakan untuk
menghubungkan “menegaskan” diletakkan pada awal klausa (kalimat). Dalam hal ini
klausa (kalimat) pertama diawali dengan adverbia hanya. Contoh:
·
Hanya seribu rupiah yang dapat kubeikan
kepadamu, itupun sebenarnya lembaran uangku satu-satunya yang terakhir
f.
Konjungsi begitu juga adalah
konjungsi antara kalimat. Digunakan untuk menghubungkan menegaskan; ditempatkan
pada awal kalimat kedua. Contoh:
·
Anak itu bukan main nakalnya. Begitu
juga dengan kakaknya
6.
Konjungsi Pembatasan
Konjungsi
pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk
konjungsi ini adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut:
a.
Konjungsi kecuali digunakan untuk
menghubungkan “membatasi” diletakkan pada awal klausa (kalimat) kedua. Contoh:
·
Saya akan datang memenuhi undanganmu; kecuali
kalau hujan lebat
·
Semua warga sudah setuju untuk menyumbang
masing-masing Rp 20.000,00. Kecuali Tuan Ali yang kaya raya itu
b.
Konjungsi hanya untuk menghubungkan
‘membatasi’ pada dasarnya sama dengan adverbia pembatasan hanya atau
sebagai konjungsi penegasan hanya.
7.
Konjungsi Pengurutan
Konjungsi
pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan
klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang
termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata-kata sesudah,sebelum,
lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata-kata
pertama, kedua, ketiga, dfan seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa
digunakan satu, dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah
klausa yang membentuk kalimat itu. Contoh:
·
Mula-mula
kami dipersilahkan masuk, lalu dipersilahkannya duduk, dan selanjutnya
ditanya apa keperluan kami kepadanya.
8.
Konjungsi Penyamaan
Konjungsi
penyamaan adalah konjungsi yang menhubungkan menyamakan antara dua klausa atau
antara klausa dengan bagian klausa.
a.
Konjungsi adalah digunakan untuk
menghubungkan dua bagian kalimat dimana bagian pertama merupakan maujud yang
sama dengan bagian kedua. Konjungsi ini biasa digunakan didalam konstruksi
definisi atau pembatasan. Contoh:
·
Soekarno adalah Presiden pertama
Republik Indonesia.
b.
Konjungsi ialah untuk
menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat dipergunakan sebagai varian dari
konjungsi adalah. Contoh:
·
Soekarno adalah
(ialah) Presiden pertama Republik Indonesia
c.
Konjungsi yaitu untuk menghubungkan menyamakan digunakan untuk dua
bagian kalimat yang maujudnya sama, biasanya antara maujud subjekdengan
aposisinya. Contoh:
·
Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu
Soekarno dimakamkan di Blitar.
d.
Konjungsi yakni secara bebas dapat digunakan untuk menggantikan
konjungsi yaitu. Anak beliau ada dua orang yaitu (yakni) Ali dan
Siti.
9
Konjungsi Penjelasan
Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, dimana
klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada
klausa pertama. Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.
(1) Sebagai
penjelasan wujud subjek ditempatkan dibelakang subjek.Contoh:
·
Kabar bahwa mereka akan menikah bulan
depan saya sudah tahu
(2) Sebagai
penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh:
·
Kami belum mendengar bahwa harga sembako
sudah normal lagi
(3) Lazim
juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh;
·
Bahwa dia akan menikah lagi kami
benar-benar belum tahu
10.
Konjungsi Penyimpulan
Konjungsi
penyimpulan konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan. Yang termasuk konjungsi
ini, antara lain maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu, sebab
itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu.
Semua
konjungsi penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menghubungkan
menyimpulkan terhadap isi kalimat-kalimat yang disebutkan di depannya. Secara
semantik perbedaannya memang ada, yaitu bagaimana menarik kesimpulan itu. Namun
semuanya dapat saling disubstansikan. Contoh:
·
Ibunya meninggal ketika dia berumur dua
tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia
sudah yatim piatu.
11.
Konjungsi Penyebaban
Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab
terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama.
a.
Konjungsi karena digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu,
karena klausa bawahan bias berposisi sebagai klausa pertama maupun klausa kedua
maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal kalimat maupun pada tengah
kalimat. Contoh:
·
Mereka terlambat karena jalan macet
b. Konjungsi
sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat
menggantikan posisi konjungsi karena. Contoh:
Mereka
terlambat karena (sebab) jalan macet.
12.
Konjungsi Persyaratan
Konjungsi persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat
atau keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat
majemuk subordinatif.
a.
Konjungsi kalau digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu,
karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa pertama dan kedua,
maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat bias juga ditengah kalimat.
Contoh:
·
Saya akan datang kalau diberi
ongkos
b.
Konjungsi jika digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
kalau. Contoh:
·
Saya akan datang kalau (jika)
diberi ongkos.
c.
Konjungsi jikalau digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
jika. Namun secara semantik ada perbedaan kecil. Konjungsi jikalau lebih
memberi tekanan dibandingkan konjungsi jika.
d.
Konjungsi jika digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
kalau. Contoh:
·
Saya akan datang kalau (jika)
diberi ongkos.
e.
Konjungsi bilamana dan apabiila digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan
konjungsi bila. Hanya secara semantik konjungsi bilamana dan apabila lebih
menegaskan daripada konjungsi bila.
f.
Konjungsi asal digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam bahasa ragam nonformal.
Contoh:
·
Saya akan datang asal diberi ongkos.
13.
Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan
dilakukannya tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk konjungsi ini adalah
kata-kata agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai
berikut:
a. Konjungsi
agar digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada
awal klausa kedua (klausa bawahan) dari sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Karena klausa bawahan ini dapat berada pada awal kalimat, maka konjungsi agar
dapat berposisi pada awal atau pada tengah kalimat. Contoh:
·
Jalan layang dibangun di beberapa
persimpangan agar lalu lintas menjadi lancar
b. Konjungsi
supaya digunakan untuk menghubungkan menyatakan tujuan dapat digunakan
untuk menggantikan konjungsi agar. Simak contoh berikut:
·
Agar (supaya) tidak
terlambat kita harus segera berangkat
c.
Konjungsi untuk menghubungkan
menyatakan ‘tujuan’digunakan pada awal
klausa bawahan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh:
·
Jalan layang dibangun untuk melancarkan
arus lalu lintas
d.
Konjungsi guna digunakna
untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ dapat digunakan sebagai pengganti
konjungsi untuk. Contoh:
·
Jalan layang dibangun untuk
(guna) melancarkan arus lalu lintas
14.
Konjungsi Penyungguhan
Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal,
peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat
majemuk subordinatif. Yang termasuk angggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun
(meski), biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun,
kalaupun.
Konjungsi penyungguhan ini ditempatkan pada awal klausa bawahan pada sebuah
kalimat majemuk subordinatif. Semuanaya dapat saling dipertukarkan; dank arena
klausa utama dan klausa bawahan dapat saling bertukar posisi, maka konjungsi
penyungguhan ini dapat berada pada awal kalimat, dapat juga ditengah kalimat.
Simak contoh berikut:
Meskipun
-
Biarpun
Walaupun dilarang
ibu, dia pergi juga
Sekalipun
Kendatipun
15.
Konjungsi Kesewaktuan
Konjungsi
Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua
buah peristiwa, atau tindakan antara dua buah klausa pada sebuah kalimat
majemuk atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf.
Konjungsi
kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu,
saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan
sementara. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah
konjungsi ketika itu, waktu itu, saat itu, saat itu, tatkala itu, sebelum itu,
sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara itu.
Adapun
aturan penggunaannya sebagai berikut:
a.
Konjungsi ketika digunakan untuk
menghubungkan menyatakan saat waktu yang sama antara kejadian, tindakan, atau
peristiwa yang terjadi pada klausa yang satu dengan pada sebuah kalimat majemuk
subordinatif.
Contoh:
·
Beliau datang ketika kami sedang
makan
·
Ketika petugas
lengah, cepat-cepat dia melarikan diri.
b.
Konjungsi, waktu, sewaktu, saat, dan
tatkala secara umum dapat digunakan untuk menggantukan konjungsi ketika.
c. Konjungsi
selagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan durasi yang sama yang terjadi
antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
·
Selagi kami makan dia menunggu di luar
·
Dia bermain-main selagi kami belajar
d.
Konjungsi sementara secara umum dapat
digunakan untuk menggantikan konjungsi selagi. Simak contoh berikut:
e.
Konjungsi sebelum digunakan untuk
menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa
utama terjadi ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa atau tindakan pada
klausa bawahan. Contoh:
·
Dia mandi dulu sebelum makan pagi
·
Sebelum pergi
disiapkannya dulu semua perlengkapan yang akan dibawa.
·
Beliau sudah hadir sebelum kami
tiba.
f.
Konjungsi sesudah digunakan untuk
menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa
utama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada
klausa bawahan. Contoh:
·
Sesudah makan,
kami mencuci piring
·
Saya baru bisa membayar hutang itu,
sesudah menerima gaji
·
Sesudah menyiapkan
perlengkapan, kami segera berangkat.
g.
Konjungsi setelah secara umum
dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah.
h.
Konjungsi sejak digunakan untuk
menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa
utama terjadi ‘berawal’ ketika kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa
bawahan terjadi.
·
Sejak ayahnya
meninggal, anak itu berhenti sekolah
·
Dia tidak berani lagi naik sepeda motor sejak
tabrakan itu terjadi
·
Kemacetan lalu lintas di Jakarta terjadi sejak
pertambahan kendaraan bermotor tidak terkendalikan.
Catatans:
(1) Konjungsi
sejak secara dapat diganti oleh konjungsi semenjak.
(2) Disamping
sebagai konjungsi, ada juga sejak (semenjak) yang berkategori preposisi.
i.
Konjungsi ketika itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu yang sama’ akan kejadian, peristiwa, atau
tindakan yang terjadi di antara dua buah kalimat yang berurutan. Contoh:
·
Pencuri berhasil masuk ke dalam rumah
kami. Ketika itu kami masih terlelap tidur.
·
Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. ketika itu saya baru saja
dilahirkan.
·
Gelombang pasang menghantam rumah-rumah
penduduk di Jakarta Utara. Ketika itu PBB sedang mengadakan konfrensi
perubahan cuaca di Bali.
j.
Konjungsi waktu itu, saat itu, dan
tatkala itu secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi ketika
itu.
k.
Konjungsi sebelum itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau
tindakan pada kalimat berikut. Contoh:
·
Kini dia tinggal di Jakarta. Sebelum
itu dia pernah tinggal di Medan
·
Sekarang dia dapat hidup dengan layak. Sebelum itu dia hanya bisa makan
sehari sekali.
·
Balatentara Jepang dengan mudah menguasai
Batavia. Sebelum itu mereka terlebih dahulu telah menaklukkan Singapura.
l.
Konjungsi sesudah itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada
kalimat pertama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan
pada kaliman berikutnya. Contoh:
·
Pukul tujuh tepat kami menyantap sarapan
kami. Sesudah itu kami berangkat ke kantor.
·
Polisi menatapkan kami tidak bersalah. Sesudah
itu kami diijinkan pulang.
Catatan
:
(1) Konjungsi
setelah itu dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah
itu.
(2) Konjungsi
sesudah itu dan setelah itu dapat juga berfungsi sebagai
konjungsi pengurutan.
m. Konjungsi
sementara itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan kesamaaan waktu
antara kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama
dengan kedua kalimat yang mengikutinya. Contoh:
·
Saya akan mandi. Sementara itu Anda
boleh membaca-baca diruang ini
·
Kalian boleh melihat-lihat dulu
pemandangan alam di sini. Sementara itu, kami akan mengurus penginapan
kalian.
·
Bapak-bapak pergi menunaikan salat
Jum’at. Sementara itu ibu-ibu sibuk menyiapkan makan siang.
n.
Konjungsi sejak itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu mulai’akan kejadian, peristiwa, atau
tindakan yang terjadi pada kalimat kedua berhubungan dengan kejadian,
peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama. Contoh:
·
Ayahnya meninggal akibat kecelakaan lalu
lintas. Sejak itu dia hanya tinggal bersama ibunya.
·
Kerusuhan terjadi di Jembatan Semanggi
pada awal gerakan reformasi. Sejak itu dia hilang tak tentu rimbanya.
·
Sebuah pasar swalayan berdiri tidak jauh
dari tempat tinggalnya. Sejak itu tokonya menjadi sepi pembeli.
Fungsi Pengakibatan
Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat
atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa
utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa
bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi sampai, hingga, dan
sehingga. Simak contoh penggunaannya.
·
Pencuri naas itu dipukuli orang banyak
sampai mukanya babak belur
·
Dia harus berlalri mengejar waktu, hingga
napasnya tersengal-sengal.
·
Saya banyak mengeluarkan uang untuk
keperluan itu sehingga tabungan saya ludes.
17.
Konjungsi Perbandingan
Konjungsi
perbandingan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa kejadian,
peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa utama sama atau mirip seperti
yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata seperti,
sebagai, laksana, dan seumpama. Simak contoh berikut:
·
Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti
orang tiga hari belum makan.
·
Dengan cepat dirampasnya tas perempuan
itu sebagai elang menyambar anak ayam.
·
Kagetnya bukan main laksana mendenga
suara guruh di siang bolong.
·
Gaduh dan ramainya
mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar